Tips Untuk Guru Profesional
1. Meluruskan Niat
Dalam konsep Islam, niat adalah hal yang penting dalam setiap
pekerjaan (amal), apakah itu amal ibadah, amal keseharian, maupun
profesi. Rasulullah bersabda: “Amal-amal itu hanya bergantung kepada
niatnya dan setiap orang yang beramal hanya akan mendapatkan sesuai apa
yang diniatkannya” (Riyadhus-Shalihin Bab I Hadits 1). Oleh karena itu,
sebagai muslim kita harus meluruskan niat kita, termasuk dalam profesi
kita sebagai guru. Niatkan hanya lillahi Ta’ala. Dengan niat
yang ikhlas hanya untuk mencari redha-Nya, secara sukarela kita akan
berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran kita. Karena kita yakin
bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk persembahan kepada Alloh
sehingga kita mempersembahkan apa yang terbaik bagi kita.
2. Membetulkan Motivasi
Motivasi yang paling baik, sepengetahuan saya adalah melakukan
sesuatu untuk aktualisasi diri. Secara sederhana, aktualisasi diri
dirumuskan dalam kalimat: “do what you love and love what you do”
atau “lakukanlah apa yang kamu sukai dan sukailah apa yang kamu
lakukan”. Artinya, pekerjaan terbaik yang kita tekuni adalah yang kita
sukai. Maka, sebelum memasuki profesi guru ada baiknya kita nilai,
apakah kita mencintai kegiatan mengajar dan mendidik. Jika tidak
sebaiknya kita tidak berkecimpung di profesi pendidikan.
Tetapi jika kita memang memiliki tekat untuk menjadi seorang guru
atau pendidik, atau misalnya kita sudah terlanjur berkecimpung di
profesi guru, maka kita bisa berusaha sedikit demi sedikit mencintai
kegiatan mendidik dan mengajar tersebut. Para leluhur kita di Jawa
meyakini bahwa rasa cinta itu bisa dipelajari. Kata mereka, “Witting tresna jalaran saka kulina” atau
artinya adalah “Cinta itu datang karena karena sudah
terbiasa/mengenal”. Maka kita bisa mulai menari tahu apa keuntungan
kegiatan mengajar dan mendidik bagi kita, apa manfaatnya bagi orang
lain, kemudian kita berdoa kepada Alloh agar menjadikan kita mencintai
kegiatan mengajar. InsyaAlloh dengan usaha, lama kelamaan akan tumbuh
rasa cinta pada profesi pendidikan.
Kenapa perlu rasa suka pada profesi guru jika ingin menjadi guru yang
profesional? Karena jika kita telah suka pada suatu hal, kita akan
sukarela mempersembahkan yang terbaik bagi hal tersebut. Jika kita suka
mengajar, kita akan secara sukarela berusaha untuk mengajar dengan baik.
Selain itu, jika kita menemukan kesulitan, kita tidak akan mudah patah
semangat. Sehingga kita terus melakukan peninggakatan kualitas
pengajaran menuju profesionalisme.
3. Mempelajari Materi Ajar Tanpa Henti
Menjadi guru bukan berarti berhenti dari belajar, terlebih materi
yang diajarkan. Sebagai guru kita harus meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang materi yang kita ajarkan. Jika guru paham betul
materi ajarnya, ia akan lebih mudah mencari penjelasan yang gamblang tetapi
sederhana kepada muridnya. Selain itu guru yang faham betul meteri
ajarnya akan mudah mencari perumpamaan-perumpaan nyata untuk mempermudah
penjelasannya kepada murid. Murid tentu akan lebih mudah menangkap
penjelasan yang sederhana daripada penjelasan yang njelimet.
Selain itu, guru juga harus mengikuti perkembangan-perkembangan terkini tentang materi yang diajarkannya (updating). Updating
perkembangan terbaru tentang ilmu yang diajarkan akan meningkatkan dan
memperdalam pemahaman guru tentang ilmu tersebut. Pengetahuan yang up to date
juga akan menghindarkan guru dari penjelasan yang salah kepada murid.
Selain itu, saat murid mencari bahan materi yang diajarkan dari sumber
selain guru, misal dari internet atau dari buku, ia tidak akan menemukan
penjelasan yang bertentangan dengan penjelasan gurunya.
4. Menerapkan Materi Ajar Dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengamalkan materi ajar maksudnya adalah menerapkan apa yang
diajarkan kepada murid dan esensi ilimu tersebut ke dalam kehidupan
sehari-hari guru. Misal seorang guru yang mengajarkan PPKN, maka dalam
kehidupan sehari-harinya guru tersebut harus menerapkan tenggang rasa,
naisonalisme, kesadaran akan hak dan kewajiban. Mungkin ada pertanyaaan,
lalu bagaimana dengan guru yang mengajarkan matematika? Yang perlu ia
terapkan, selain melakukan penghitungan yang benar, juga mengenai cara
berfikir matematis yang rasional, cara memecahkan masalah yang dalam
matematika menggunakan jalan tertentu dengan runut dan terukur, dll.
Ilmu yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari akan melekat pada
diri orang yang mengamalkannya tersebut, dalam istilah orang Jawa
disebut ngelmu. Selain itu, penerapan ini juga akan menambah
luas pemahaman dan kecintaan diri kepada ilmu yang diajarkan. Dengan
kecintaan pada ilmu, guru akan secara senang menjelaskan ilmunya kepada
murid dengan metode terbaik. Pemahaman yang luas akan sangat membantu
guru dalam menjelaskan ilmu yang diajarkannya kepada murid. Selain itu,
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi contoh nyata bagi
murid dan contoh adalah pola pengajaran yang paling baik.
5. Mempelajari Metode Mengajar Yang Efektif
Para ahli pendidikan telah menemukan dan mengemukakan berbagai metode
pengajaran yang efektif. Metode pengajaran yang baik ini tidak hanya
terbatas pada metode pengajaran di dalam kelas, tetapi juga cara
menjelaskan yang efektif (face to face), cara menjawab
pertanyaan murid dengan efektif, cara mengoreksi kesalahan yang efektif,
dll. Seorang guru yang ingin menjadi profesional tentulah perlu untuk
mempelajari metode-metode ini dan menerapkannya di dalam kelasnya atau
dalam situasi lain saat mengajar kepada murid-muridnya. Cara mengajar,
mengatur situasi kelas, mengoreksi yang efektif, dll telah banyak
dibahas di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan banyak buku atau artikel
yang beredar tentang hal tersebut.
6. Mempelajari Murid Yang Diajar
Selain perlu mempelajari metode ajar yang baik, guru juga perlu
mempejari aspek-aspek murid yang ia ajar. Pengenalan murid ini baik
secara umum maupun secara individu/personal. Misal, seorang guru yang
mengajar anak-anak remaja perlu tau semua aspek psikologis remaja secara
umum, selain itu ia juga perlu mengenal karakter dan sifat
masing-masing murid yang ia didik. Pengenalan ini akan lebih memudahkan
guru dalam memilih metode interaksi, metode penjelasan, metode menjawab,
saat ia berhadapan dengan muridnya. Selain itu, pengenalan ini akan
lebih memudahkan guru dalam mengimproviasi teori metode mengajar efektif
yang mungkin kurang cocok diterapkan pada muridnya dan ia bisa
menemukan metode yang lebih efektif untuk mengajar murid-murinya.
7. Memperhatikan Akhlak Murid
Ilmu tanpa moral adalah buta. Pendidikan yang tidak mengindahkan
akhlak peserta didik akan menghasilkan generasi penerus yang berpotensi
menghancurkan peradaban masyarakat. Generasi yang suka minteri
atau orang pintar yang membodohi orang lain untuk kepentingannya sendiri
juga lahir dari pendidikan yang hanya mementingkan prestasi tanpa
mengindahkan akhlak peserta didik. Maka, sebagai pendidik, guru perlu
memperhatikan akhlak peserta didiknya. Tidak perduli materi ajarnya,
apakah guru matematika, sejarah, fisika, guru tetap harus memperhatikan
akhlak muridnya.
Selain itu, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan
materi ajar semata. Guru, jika ingin disebut profesional juga
bertanggung jawab tentang kualitas penangkapan materi ajar oleh murid
atau tingkat pemahaman murid. Imam Waqi’, guru Imam Syafi’i, rahimahumalloh
mengajarkan Imam Syafi’i bahwa ilmu adalah cahaya Alloh yang tidak akan
dianugerahkan kepada pelaku maksiat. Artinya, orang yang berakhlak
jelek tidak akan mendapatkan ilmu dengan sempurna. Ia mungkin
mendapatkan pengetahuan tetapi ia tidak akan menangkap esensi ilmu yang
dipelajarinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memperhatikan
akhlak muridnya. Memperhatikan tidak hanya mengawasi tetapi juga
mendidikkan akhlak terpuji dan membetulkan jika terdapat akhlak tidak
terpuji.
8. Menerapkan 7 Kiat di Atas
Langkah terkahir dan paling penting adalah menerapkan 7 kiat tersebut
di atas setiap hari. Ilmu tanpa amal/penerapan seperti pohon tanpa
buah, artinya kita tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu tersebut.
Maka, setelah mengetahui kiat-kiat tersebut, kita harus segera
menerapkannya. Mungkin di awal-awal kita akan merasa susah dan canggung.
Mungkin juga saat awal menerapkan kiat tersebut kita akan melakukan
berberapa kesalahan. Itu biasa sebagai proses belajar.
(sumber: http://cahyosetiadi.wordpress.com/2012/04/08/8-kiat-menjadi-guru-profesional/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar